Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Monday, December 31, 2012

Cinta Bersemi di Bawah Bendera, Penang Hill


Pintu Masuk Penang Hill 1923
Berkunjung ke pulau kecil di selatan Malaysia ini, teracuni oleh tulisan Mas Ariy yang udah dua kali berkunjung. Bener deh kata penulis traveling satu ini, gak cukup kalau cuma sekali, bikin nagih datang kesini.

Sebenarnya banyak tempat yang ingin saya kunjungi, tapi sayangnya waktunya tidak sebanyak tourism spot yang ada disana. Berkunjung ke Penang, nggak cukup sehari, minimal 2 atau 3 hari untuk bisa berkeliling seluruh pulau. Penang menawarkan beragam wisata mulai dari pantai, keindahan panorama alam, sampai wisata kota tua yang sudah diakui oleh UNESCO, sebagai salah satu heritage dunia.


Nah.. wisata yang terakhir itu yang paling saya gandrungi, yaah yang berbau-bau sejarah begitulah, dan tentunya menikmati kotanya itu sendiri. Penang juga terkenal dengan makanannya yang lazizzz... masakan Cina, melayu dan mamak (sebutan untuk India Muslim) semuanya ada disini, tepat sekali.. pulang-pulang berat badan naik 2 kg!

Jalur Bus dan Ferry Pulau Penang
Kalau kawan-kawan tidak sempat membeli buku informatif tentang Penang, atau lupa browsing, gak perlu kuatir karena di bandaranya tersedia berbagai informasi wisata, serta booklet plus peta yang memudahkan kita untuk menjelajah pulai berbentuk kelinci terlentang ini. Sudah jadi ancang-ancang saya sejak berangkat dari Surabaya, pokok’e WAJIBB ke Penang Hill, atau juga disebut Bukit Bendera.. naik kereta ke puncak bukit, persis seperti yang saya baca di blognya Mas Ariy.

Turun dari pesawat, saya berpikir dua kali untuk ke Penang Hill, atau ke Hostel dulu. Lelah selama di perjalanan dan karena sehari sebelumnya keliling Singapura jalan kaki, benar-benar membuat saya out of energy.. capeeek gilaa! Ternyata badan saya tidak cukup fit untuk jalan dengan tas punggung yang lumayan, berisi dagangan untuk buyer di Malaysia hehehe..

Akhirnya saya putuskan naik bis kota ke arah Masjid Kapitan, karena hostel saya terletak di Lorong apaa gitu ya lupa.. hehe yang jelas lewat Love Lane jalan cinta yang terkenal dengan icon telepon umum cinta, bisa di cek disini nih..

Lanjuttt.. saya sudah gak sabar dan haruss bergegas menuju Penang Hill, Bukit Bendera, sebuah bukit yang mirip-mirip tempat peristirahatan jaman Portugis, menikmati suasana Kota Penang dari atas, romantissss bangett deh! Sayangnya saya disana gak sampai malam, karena takut gak ada bus turun.







Untuk menuju ke Penang Hill, saya naik bis dari seberang jalan Love Lane, menuju Komtar, terminal bus Penang, dan berganti bus menuju ke Penang Hill. Tips buat teman-teman yang berpergian kemana saja, sebaiknya siapkan uang receh atau uang pas untuk naik kendaraan umum, karena kita tidak akan dikasih uang kembalian. Memang sih tidak banyak juga kembaliannya, tapi kan lumayan tuh kalau beberapa kali, seharusnya menghemat .. eee ini malah menghambat!

Okey tak apa.. yang penting saya sekarang sampai di Bukit Bendera, sewaktu di Komtar saya harap-harap cemas, karena bis yang menuju ke Penang Hill tak kunjung datang, sudah 15 menit saya menunggu. Dan ternyata seorang perempuan bule paruh baya, dia juga akan ke Penang Hill.

Sussane seorang perempuan asal Amerika, yang sedang liburan ke Asia, akhirnya saya punya travel mate, banyak ilmu dan informasi berharga yang saya dapatkan darinya, dia juga banyak bertanya mengenai Islam, mengenai jilbab yang saya kenakan dan model baju muslimah di berbagai dunia. Senang sekali berbincang-bincang dengan Sussane

Kurang lebih 30 menit, bis yang kami tumpangi sampai di pintu gerbang Penang Hill, tepat pukul 12 siang waktu setempat. Suasana sangat terik, karena sedang musim panas, dan luar biasa antrean orang yang ingin naik ke puncak bukit mengular hingga 7 slot. Saya bersabar, sambil mencari tahu berapa harga tiketnya, berdasarkan informasi yang pernah saya baca, tiketnya RM 34 pulang pergi. Yah lumayan mahal sih, tapi sensasinya luar biasa!

Susanne mengajak saya untuk duduk di bangku paling depan, woww saya takuttttt, saya memilih duduk di bangku ke dua, diapit beberapa penumpang lain, deg-deg an deh saya waktu itu, puncaknya tinggi sekali dan kemiringannya itu yang bikin serem.. hampir 45 derajat, dan menanjak lurus.

Penang Hill Train Track
Untuk segi keamanan, dijamin deh.. karena keretanya bukan seperti kereta jaman belanda, keretanya sudah canggih, mirip monorail yang melesat perlahan menuju bukit. Dasar penakut, saya berpegangan kuat pada besi di depan saya, aduhh sumpaah dehh bikin perut muless, dan si Sussane saya lihat malah asyik berdiri di depan, dan melambai-lambai ke saya yang mati kutu ketakutan di baris kedua.

Baiknya dia, karena saya susah mengambil gambar, dia bantu foto pemandangan dengan kamera saya.. akhirnya dapet juga.. view yang keren! Tapi jangan kuatir kawan, diatas bisa kok mengambil gambar-gambar yang keren.

Ternyata di puncak itu, tidak seperti yang saya bayangkan, memang sih serem banget pas liat track keretanya, apalagi pas lewat terowongan.. gelap! Diatas bukit, ada cafe, restoran dan bahkan ada masjid yang bersebelahan dengan kuil Hindu. Tempatnya sangat teduh, dan nyaman.

Diatas bukit ini kita bisa melihat pulau Penang, dan kotanya seperti sebuah miniatur maket tata kota, sayangnya cuaca sangat terik, sehingga foto yang dihasilkan tidak cukup bagus di kamera saya. Saya melihat banyak pasangan bulan madu dan juga keluarga yang menikmati pulau ini, kalau dilihat dari penampilannya, mungkin mereka dari Arab Saudi atau negara-negara Middle East, dengan pakaian serba hitam dan tudung kepala.

Sempat saya ambil gambar mereka yang sedang asyik menikmati bulan madunya, bercengkrama di bawah pohon. Dan satu lagi ada sepasang suami istri yang sudah berumur, sepertinya dari Prancis, kalau dilihat dari face –nya. Sengaja saya perhatikan mereka sejak di bus, menikmati liburan hari tua.

Pasangan Baru Menikah di Penang Hill
Bukannya mau memata-matai mereka, tapi sikap kedua pasangan ini yang membuat saya iri, sampai umur senja mereka tetap saling menyayangi, memperlakukan pasangannya dengan penuh cinta dan hormat, bahkan terlihat dari aura mereka. Hampir disepanjang perjalanan, pasangan itu tak pernah lepas bergandeng tangan, aiihh romantis sekali kakek nenek itu! Seolah dunia hanya milik mereka.

Semoga kelak saya bisa ke Penang lagi dengan suami saya :D he he he.. Amin.



4 comments:

  1. heheeh ayoo hunting tiket murmer bang :D
    thank you yaa udah mampir

    ReplyDelete
  2. 2013 ini penang jadi target saya kesana mbak
    semoga kesampaiaaaan
    aamin

    ReplyDelete
  3. hi, saya lagi buat skripsi tentang Penang. saya mau minta tolong ngisi kuesioner saya ga? ini link nya.. makasih..:) https://docs.google.com/forms/d/1jXupUaUIKPaBBjGAqzqQhO0le3aNYUpjW0AoTPS9OY0/viewform

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)