Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Wednesday, December 12, 2012

Mengintip Luar Angkasa di Boscha


Boscha, pertama kali saya mendengar tempat ini ketika saya masih duduk di bangku SD, Pak Panji guru pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kala itu, yang sedang menjelaskan tentang Bumi dan kedelapan planet lain.

Boscha Lembang Bandung
Tempatnya jauh, di Bandung Jawa Barat, cerita guruku kala itu, dibangun oleh orang Belanda untuk meneliti luar angkasa, dengan menggunakan teropong bintang, jelas Pak Panji di ruang kelas SD Dabasah VII, Bondowoso tempat aku belajar. Waktu itu saya tidak pernah membayangkan akan mengunjungi Boscha, hanya melihat letak Kota Bandung melalui peta, dan memang butuh dua tangkup tangan atau sepuluh jari untuk menghubungkan Kota Bandung dan Bondowoso.

Kemudian ketika masuk SMA, saya begitu tergila-gila dengan ilmu fisika daripada biology atau kimia, karena di SMA 2 Bondowoso, guru Fisika-nya sangat menyenangkan, apalagi ketika bercerita tentang metafisika. Pak Sahari namanya, dari beliau pula saya pernah mendengar istilah polusi cahaya.

Dan awal Desember lalu, adalah pertama kali bagi saya mengunjungi Bandung, tentunya dengan tiket murah Air Asia, Surabaya – Bandung cuma dua ratus ribu plus plus saja. Bergabung dengan traveller asal Kota Jakarta, Aceh dan Bandung, saya mencantumkan BOSCHA Lembang sebagai spot yang wajib dikunjungi.

Saya semakin penasaran dengan Boscha, ketika melihat film Petualangan Sherina, yang ngumpet di Boscha, kemudian melihat bintang dengan teropong. Indaaah sekali! Melihat bintang sebenarnya bukan hal yang istimewa tapi sangat spesial bagi saya, dulu ketika di kampung, saya sering duduk di beranda rumah ditemani kakek, bercerita sambil melihat bintang di langit, berceloteh hingga larut, berlomba menghitung bintang yang paling terang di langit, ditemani suara jangkrik.. Romantis bukan?

Lihatlah bintang di langit itu gula jawaku (panggilan sayangku, baca elegy buat opa) , yang selalu berpijar menerangi malam, meski kadang terlihat bahkan tak terlihat, teruslah berpijar, karena gelap tidak indah tanpa cahaya! Dan kamu adalah bintang paling berpendar di langit malam kakek.. Itu adalah kata-kata yang selalu aku ingat dari kakekku, dan jika saya sedang rindu, saya memandang bintang di langit.

Sayangnya di Surabaya tidak mudah melihat langit kelam bertabur bintang, yang ada merek bir bintang dimana-mana hehe. Wah jadi bernostalgia nih ceritanya. Okey Boscha akhirnya kita sampai, terletak di daerah Lembang yang sejuk, di puncak bukit. Suasananya hampir persis seperti di Guest House Jampit, Sempol.

Yang khas dari Boscha adalah bangunan berbentuk tabung dengan atap setengah lingkaran, didalamnya terdapat sebuah teropong Zeiss dengan ukuran cukup besar, mirip rudal tergantung di langit-langit atapnya. Di atapnya ada celah yang dapat di buka tutup, untuk mengintip angkasa, tapi sayangnya pengunjung tidak boleh mencoba melihat dibawah teropong itu. Di dindingnya dilengkapi foto-foto koleksi teropong yang dimiliki Boscha.

Kami datang sedikit terlambat, karena masih asyik berfoto-narsis ria di depan gedung Boscha, beberapa rombongan di depan sudah terlebih dulu masuk dan mendengar penjelasan dari Trip Leader Boscha. Berdasar info dari guide nya, ada 22 buah teropong yang tersimpan di Boscha sejak jaman Belanda, tapi sayangnya 1 teropong hancur terkena serangan meriam waktu jaman Perang. Teropong-teropong itu mempunyai fungsi masing-masing dan di simpan di beberapa gedung berbeda yang bangunannya menyerupai silo khas Belanda.

Sekitar 20 – 25 menit mendengar penjelasan, kami dipersilahkan untuk masuk ke ruang multimedia di gedung bawah, lagi-lagi kami masih asyik dengan foto-foto.. dan sedikit menyesal sih, karena telat masuk ke ruang multimedia yang ternyata memberi banyak ilmu baru tentang luar angkasa.

Photo Source : Link
Seperti sedang mengikuti kuliah umum tentang Astronomi, seorang mahasiswa pilihan dari Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan secara detail, dibantu gambar-gambar menarik pada layar LCD, membuat kami semakin takjub akan ciptaan Tuhan, the spaceless Universe.

Mungkin saya bukan termasuk pengikut berita langit, dari Boscha saya baru tahu, kalau planet kita ada 8 bukan 9.. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus .. trus Pluto?? Nah ternyata .. sejak tahun 2006 kalau tidak salah, ada peniliti luar angkasa dan telah disepakati oleh peneliti Luar Angkasa se dunia, di Kota apa ya saya juga lupa hehe.. menyatakan bahwa Pluto bukan termasuk planet, karena dari ciri-ciri dan bentuknya sangat berbeda dengan delapan planet yang lain. Dan lagi ada banyak planet-planet semacam pluto yang letaknya di sekitar orbit pluto.. hmm maaf ya kalau penjelasan saya kurang tepat, tapi begitulah intinya :D karena saya tidak mencatat penjelasan si Mas nya

Photo Source : Link
Diskusi di ruang multimedia itu semakin seru, ada pertanyaan-pertanyaan kocak yang membuat seisi ruangan terpingkal, misalnya kenapa planet-planet itu tidak berebutan tempat edar, kenapa mereka tidak bertabrakan meski mengitari orbit begitu cepat, apakah tidak pusing tuh planet..?? #eaaaaa dagelan ceritanya hahaha!

Trus saya juga penasaran dengan penjelasan-penjelasan dari mahasiswa manis tadi, saya melempar pertanyaan ketika dia menjelaskan bahwa bintang-bintang di angkasa itu jumlahnya milyaran, dan mengorbit pada tempatnya sendiri-sendiri. Mas lalu langit itu dimana? Kalau dibilang bintang mengorbit pada lintasannya, apakah langit itu diatas bintang, atau dibawah bintang, karena jarak bintang dengan bumi sangat jauh.. padahal langit begitu dekat kita lihat..?! Nah looh!!

Dengan santai dia menjawab, langit itu tidak ada, langit hanyalah sebuah proyeksi manusia untuk menggambarkan angkasa..  ini yang disebut Spaceless Universe. Aduhh otak saya langsung macet.. karena tidak bisa lagi membayangkan seperti apa di Luar Angkasa sana..! Subhanallah .. Maha Suci Allah dan Segala Puji Bagi – Nya yang memiliki apa yang dilangit dan di bumi serta di antaranya..! Bacaan i’tidal itu, seketika begitu berat saya ucapkan, karena sangat sarat dengan makna.. bertambah setitik ilmu yang membuat saya semakin kerdil!

Photo Source : Link
Kemudian, penjelasan dilanjutkan pada ukuran masing-masing planet, Bumi adalah planet ke-3 yang berada paling dekat dengan Matahari, dan katanya lagi jarak tempuh dari Bumi ke Matahari, kalau diumpakan dengan mobil, kurang lebih akan memakan waktu 171 tahun, Allah Ya Fath ... itu membutuhkan kurang lebih 3 generasi untuk sampai kesana, itupun kalau umurnya sampai 60 tahun.

Tiba-tiba si masnya memunculkan gambar skala perbandingan besarnya bumi, planet-planet lain dengan matahari, cobalah kawan tengok pada gambar di bawah ini, paparnya. Sontak saya tercengang! Lalu, diperkenalkan pula kita kepada 3 bintang terjauh yang diketahui manusia, awalnya saya terpikir Alpha Centaury, tapi ternyata ditemukan yang lebih jauh dan lebih besar lagi.. namanya Proxima Centaury..

Photo Courtesy : Link
Allah Ya Karim ... detik itu juga saya tercekat! Bumi kita tidak terlihat jika disejajarkan dengan matahari yang tiap pagi bersinar, dan tiga bintang terjauh lainnya. Kecil sekali seperti noktah. Dalam benak saya, kalau bumi kita yang katanya luas terhampar dari utara ke selatan, timur ke barat ini, hanya setitik noktah tak terlihat.. lalu bagaimana dengan kita???!! Manusia yang kadang sering sombong dan congkak! Kita hanyalah butiran debu.

Senyap.. sendiri saya merenung sambil beristighfar, saya teringat ayat-ayat Tuhan, yang menyatakan bahwa Dia-lah yang menggenggam matahari, bumi, dan bintang-bintang agar tetap beredar di lintasannya, tanpa takut bertabrakan satu sama lain. Lalu ada ayat lain yang terbersit.. bahwa perjalanan dari langit ke bumi itu dilakukan dalam sekejap mata oleh Malaikat, namun 1000 tahun oleh manusia..! Saya yakin Langit itu ada, hanya manusia belum sampai ilmunya.

Lalu di penghujung diskusi, saya masih saja senyap menyembunyikan air mata, mengingat bekal akhirat yang masih sedikit, membayangkan nanti di Padang Masyhar.. jarak manusia dengan matahari hanya sejengkal, peluh akan meredam siapa-siapa yang bergelimang dosa, bahkan tenggelam dalam peluhnya.. Astaghfirullahaldzim .. Allahumma ajirna minan Naar!












No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)