Sejatine Urip Iku Mung Ngampung Dolan

Wednesday, December 27, 2017

Stroopwaffle pertama saya beli

Hallo teman-teman apa kabar setelah liburan? jangan bosan ya dengan judul tulisan saya yang sekarang lebih sering tentang Belanda, karena sejak pertengahan Desember lalu saya pindah ke negeri ini.

Otomatis banyak hal yang saya liput dan tulis berdasarkan tempat yang sedang saya diami. Jadi jangan menuduh saya Ke-belanda belanda-an ya he he he, boleh dicek tulisan saya dengan judul Kota dan Negara lain.

Anyway .. yuk kita lanjutin ngobrolnya tentang salah satu jajanan khas Belanda, namanya Stroopwaffle berasal dari kata Stroop yang berarti syrup dan waffle yang berarti kue yang bentuknya bergelombang

Nah jajanan ini bisa kita temui hampir disetiap pasar di Belanda, selalu ada gerai penjual stroopwaffle yang ikut meramaikan hiruk pikuknya pasar. Ada juga toko roti tertentu yang menjual makanan ini.

Pertama kali beli stroopwaffle di tahun 2016 lalu, jujur saya kurang suka karena rasanya tidak terlalu istimewa menurut saya. Dan minggu kemarin selepas urusan dokumen di imigrasi dan Gemente Kota Almere, kami berdua kelaparan karena lama menunggu antrian pelayanan lalu kami menuju ke pasar Almere Centrum yang kebetulan buka pada hari Kamis.

Stroopwaffle yang kemarin saya beli

Suami langsung menuju gerai stroopwaffle dan menanyakan apakah saya juga mau kue itu. Saya hanya menjawab malas karena pengalaman pertama makan stroopwaffle kurang membahagiakan.

Kami berjalan menuju gerai stroopwaffle terdekat dari tempat parkir mobil, gerainya berwarna putih bersih dengan dua penjual yang ramah. Sore itu pasar sudah mulai sepi, baik pengunjung dan pedagang juga sudah mulai berbenah untuk pulang. 

Pasar di Belanda tidak buka tiap hari tapi buka menurut hari tertentu, misal Pasar Minggu, Pasar Kamis dan Sabtu, Pasar Senin dan sebagainya. 

Penjual stroopwaffle menyapa kami dengan ramah, salah satunya memiliki darah keturunan Indonesia dan sempat berbicara satu dua patah kata Indonesia yang membuat sore itu sedikit hangat. 

Nampak di meja pajangan ada banyak pilihan jenis jajanan stroopwaffle. Ada yang sudah dikemas plastik dengan berbagai bentuk diameter yang berbeda, ada juga yang dibungkus menarik dalam kaleng warna warni.

Hmm Yummy

Suami memilih stroopwaffle yang Fresh from the oven, artinya si penjual akan membuatkan dari adonan mentah sampai dilapisi syrupnya kemudian dihidangkan hangat-hangat. Saya amati proses pembuatan jajanan ini dari awal sampai akhir seraya sedikit mengasah kemampuan bahasa Belanda saya mencoba bercakap-cakap dengan penjualnya.

Namun ketika lawan bicara saya sudah mulai "ngelantur" kemana-mana dan saya tidak mengerti, maka kalimat andalan yang saya sampaikan adalah ... Pardon .. ik spreek betje Nederlands taal .. ha ha ha (Maaf saya berbicara sedikit bahasa belanda).

Stroopwaffle kali ini lebih istimewa karena saya melihat prosesnya, mulai dari menuang adonan pada loyang cetakan waffle kemudian melihat bagaimana penjual membelah waffle yang sudah tipis itu menjadi dua lalu mengolesi dengan syirup kental berwarna coklat karamel hingga merekatkannya lagi menjadi setangkup waffle isi gulali.

Hmmm wangi aroma kayu manis mengudara menusuk hidung menghangatkan suhu yang dingin mencapai 7 derajat celcius kala itu. Saya terima setangkup stroopwaffle dalam bungkus kertas putih dengan senyum bahagia!

Saya tiup-tiup sebentar khawatir panasnya membakar lidah saya he he he.. Hmmmmm yummm gigitan pertama sampai juga di mulut, rasanya benar-benar istimewa! Kali ini saya suka jajanan ini karena lebih segar dan enaaaak he he he


Tiba-tiba ada beberapa gadis yang juga menghampiri ingin beli jajanan ini, sontak saya bilang ayo beli .. Dis is het lekker! enak sekali saya bilang. Setelah suami saya menerima stroopwaffle pesanannya kami pun meninggalkan gerai mereka menuju parkiran mobil.

Mereka mengucapkan terima kasih dan ucapan khas ketika kita makan sesuatu .. Eet smakelijk  atau selamat makan! Saya jawab ..Dankuwel ..!

Nah teman-teman yang mungkin berminat menjadikan jajanan ini sebagai ide bisnis kuliner anda atau bisa juga ide menu pesta ulang tahun si kecil, saya yakin pasti banyak yang suka, bisa di googling ya resep dan cara membuatnya he he he

Selamat bereksperimen!




Monday, December 25, 2017


Hal kecil tapi penting untuk dilakukan dalam hidup bermasyarakat adalah mengolah sampah karena akan berdampak langsung pada kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya.

Ketika saya pertama kali berkunjung ke Belanda tahun 2016 lalu, sedikit rieweuh dengan banyaknya aturan dari ibu mertua ketika menginap dirumahnya. Hmm dimana-mana ya namanya ibu itu pasti cerewet ha ha ha .. termasuk saya.

Well aturan keras dari ibu mertua adalah tentang membuang sampah, karena di Kota Almere dan bahkan seluruh kota di Negeri Belanda juga menerapkan hal yang sama untuk mengatur sampah-sampah agar bisa didaur ulang dengan baik.

Ada tiga jenis sampah yang dibedakan yaitu sampah plastik, sampah kertas, dan sampah rumah tangga atau makanan. Jadi setiap orang bertanggung jawab akan sampahnya, sebelum membuang ke tempat sampah harus dicek dulu kemana harus dibuang.



Setiap rumah tangga diwajibkan punya tiga tong sampah besar yang diletakkan di depan rumah mereka. Kalau kita salah atau justru mencampur sampah-sampah tersebut maka dari pihak gemente (PEMDA nya Belanda) akan memberikan surat teguran sekaligus denda yang harus dibayar karena kelalaian kita.

Bak sampah besar disediakan oleh pemerintah setempat dan akan dipungut setiap seminggu atau 3 hari sekali (saya kurang paham betul). Bak sampah tersebut semuanya berwarna sama dan sudah memiliki nomer sesuai nomor rumah pemiliknya. Pemilik rumah berkewajiban mendorong bak sampah diujung jalan lalu petugas dengan mobil kebersihan akan mengangkut sampahnya, setelah itu kita ambil lagi baknya.


Hmm betapa nyamannya di Indonesia ya .. sudah ada tukang sampah keliling yang mengangkut dan membersihkan tong sampah di depan rumah, tapi masih saja ada yang suka buang sampah sembarangan.

Tapi di kota-kota tertentu seperti Surabaya sudah lebih tertata dan tertib dalam membuang sampah. Pihak Kota Surabaya juga telah membedakan antara sampah organik dan non organik, bahkan mereka juga punya tong khusus untuk pengolahan sampah menjadi pupuk organik sejak tahun 2000-an mungkin ya.

Bak Sampah

Semoga konsep pengolahan sampah dan kebiasaan buang sampah pada tempatnya bisa ditiru dan diajarkan sejak kecil ya baik di Indonesia maupun dimana kita berada. Karena permasalahan sampah bukanlah hal sepele!

Kalau di tanya apakah di Belanda benar-benar bersih? Jujur saja saya bilang tidak! Menurut saya Singapura jauh lebih bersih daripada Belanda, jika kita jalan-jalan ke Amsterdam maupun dikota tempat saya tinggal masih dijumpai sampah-sampah di pinggir jalan baik itu kaleng bir dan minuman soda maupun permen karet hingga kotoran anjing.

Pemandangan itu akan sangat susah ditemui jika anda jalan-jalan ke Singapura! Rasanya di negeri itu jalannya bisa dipakai untuk tiduran dan klesetan ha ha ha, selain kesadaran masyarakatnya juga aturan ketat plus denda yang cukup tinggi! 

Tempat Sampah Umum

Di Singapura .. hewan piaraan tidak boleh kencing / buang hajat sembarangan, pemiliknya berkewajiban memungut kotoran anjingnya dan membawa pulang. Dan parahnya lagi anjing ketika dibawa keluar rumah juga nggak boleh njenggong .. kalau nggak bakalan kena denda!

Wooopss ... beberapa orang berkomentar Singapura tidak humanis ha ha ha .. but that's the rule you have to follow! 

Foto diambil pas lagi summer 2016


Sunday, December 24, 2017


Empat belas Desember kemarin adalah hari pertama kedatangan saya ke Negeri dibawah permukaan air laut ini, ya saya hijrah mengikuti suami ke Belanda setelah 2 tahun hidup berjauhan.

Pindah dan bermukim di Belanda adalah pilihan yang harus saya ambil karena saya menikah dengan laki-laki yang berkewarganegaraan Belanda. Sesuai keputusan diawal perkenalan kami bahwa setelah menikah saya-lah yang harus ngalah ikut suami.

Keputusan yang tidak mudah dan penuh dengan berbagai pertimbangan tapi dalam hidup akan selalu ada pengorbanan, resiko, pilihan yang harus kita ambil untuk berkompromi dengan kehidupan.

Negeri Belanda adalah negeri yang jauhnya ribuan kilometer dari Indonesia, sebuah negeri kecil di daratan Eropa, besarnya hampir sama dengan provinsi Jawa Timur dikurangi Kota Banyuwangi dan Surabaya. Luas Belanda kurang lebih 41.543 kilometer persegi sedangkan Jawa Timur 47.800 kilometer persegi.

Perjalanan dari Jakarta ke Amsterdam membutuhkan waktu minimal 16-18 jam, sama dengan perjalanan darat Bondowoso - Jakarta dengan kereta, dari sini saya bisa membayangkan betapa luasnya Indonesia.. Negeri kita tercinta, perjalanan sehari semalam masih juga di dalam negeri!

Sengaja saya tidak memberi tahu siapapun selain keluarga terdekat dan teman terdekat, karena saya tidak ingin melihat banyak wajah sedih saat berpisah, selain itu saya ingin lebih menikmati perjalanan tanpa banyak komentar maupun celetukan, kali ini saya ingin merantau dalam sepi dan sunyi.

Perbedaan zona bumi timur dan barat menciptakan banyak pula perbedaan budaya, bahasa, dan waktu. Artinya saya akan bertemu kehidupan dengan budaya yang baru dan juga harapan baru serta impian baru. 

Selama perjalanan panjang di pesawat yang saya tempuh kurang lebih 13 jam non-stop dari Singapore, memberikan saya banyak waktu untuk merenung dan memaknai semua pengalaman hidup yang telah lalu baik suka dan duka.



Lalu saya menggaris bawahi semua pengalaman itu sebagai sebuah bentuk kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya, agar kita lebih banyak bersyukur dan selalu ingat tentang siapa kita dan apa tujuan hidup ini.

Saya tuliskan semua renungan itu dalam benak, menyimpannya dalam hati, menjadikannya sebuah referensi - kamus besar bagi kehidupan saya yang baru nantinya. Saya juga sangat berterima kasih kepada "para penjaga hati" yang mengantarkan saya hingga gerbang keberangkatan Bandara Juanda.

Ada banyak tawa canda dan airmata yang mengiringi perjalanan sarat makna dari Bondowoso-Surabaya. Tidak henti-hentinya saya bersyukur kepada Tuhan karena mau mengirimkan "para pengawal" setia-Nya untuk menemani langkah baru saya menuju kehidupan yang akan penuh tantangan kedepannya.

Perjumpaan dan Perpisahan


Setiap kehidupan manusia selalu diawali dengan perpisahan kemudian akan bertemu dengan perjumpaan demi perjumpaan, kemudian berpisah lagi hingga menuju perjumpaan sejati dengan Tuhan-nya.


Berpisah dengan keluarga di Bondowoso, teman dan sahabat, serta semua kehidupan di kota kelahiran saya bukan hal yang sederhana untuk dilakukan. Demikian pula bertemu dengan kehidupan baru di Negeri Belanda, butuh waktu untuk beradaptasi dan memahami budaya serta bahasanya.

Ada sebuah pepatah yang sering kita dengar, dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung, bahwa dimana kita berada ada baiknya kita mengenal dan menghormati budaya setempat.

Tidak setuju dan tidak sepaham itu pasti akan terjadi, karena kita lahir dan besar dari budaya yang jauh berbeda. Namun bukan berarti melawan dan berontak atau membenarkan pola pikir kita hanya untuk "menyadarkan" orang lain yang kita "anggap" salah jalan.


Kita lahir dari kebudayaan tua dan kuno di tanah Jawa, kita adalah anak-anak yang lahir dari bumi pertiwi dengan keluhuran dan kemuliaan budi pekerti selain itu kita mengenal Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. 

Maka tidaklah bijak jika kemudian sikap dan tingkah laku kita jauh dari apa yang kita warisi dari nenek moyang. Kadang kita merasa kita yang paling benar, tapi percayalah .. akan selalu ada kebenaran lain diatas kita yang mungkin belum kita lihat, oleh karena itu mari sama-sama belajar untuk tidak gampang jumawa.

Memulai kehidupan di Belanda sudah pasti saya dituntut untuk mengikuti semua aturan yang berlaku, baik secara sosial kemasyarakatan, hukum dan administrasi berwarganegara, tapi bukan berarti saya melupakan Budaya Indonesia.

Saya tetaplah orang Jawa yang lahir dan besar dari komunitas suku yang heterogen di Indonesia, budaya dan kehidupan yang pernah saya jalani sangatlah jauh berbeda dengan kehidupan disini tapi saya hanya ingin berkompromi tanpa merubah hati dan jati diri.


Ucapan Assalamualaikum Netherlands saya rasa adalah hal yang tepat untuk disampaikan ketika pertama kali saya menginjak tanah ini. Saya pendatang yang juga ingin melanjutkan hidup, belajar lebih banyak lagi, ber-muamalah dengan halal,dan tentunya mengharap Ridho Illahi Rabbi

Jika anda melihat gaya berpakaian saya berubah, gaya hidup saya berubah, mohonlah untuk tidak berprasangka buruk dulu terhadap diri ini, karena saya hanya ingin mingle with the people .. melebur dengan mereka, dan inilah cara saya memperkenalkan Islam dan Indonesia kepada mereka ..

Jangan panggil saya "pendakwah" karena saya jauh dari benar, ada banyak salah sikap, perilaku dan juga kata-kata yang sering saya ucapkan. Saya hanya seorang perantau yang sedang belajar mengenal Tuhan dari banyak sisi.

Assalamualaikum Netherlands .. Ik ben je nieuwe vriend!




Tuesday, December 5, 2017


Kemacetan lalu lintas jalur pantura akibat cuaca buruk dan abu Gunung Agung di Bali beberapa waktu lalu membuat penerbangan Jember - Surabaya - Jakarta menjadi alternatif transportasi masa kini.

Perjalanan darat yang biasanya memakan waktu 4-5 jam dari Bondowoso ke Surabaya menjadi 8 jam sendiri karena banjir di kawasan Porong. Kemacetan sepanjang 45 kilometer itu membuat saya terjebak dalam bis antar kota Surabaya - Jember berjam-jam sambil menahan kebelet pipis meski akhirnya pecah juga hi hi hi .. ngompol di bis .. *aib (ceritanya nanti ya ..)


Pemandangan Gumuk (Gundukan Gunung Kecil) yang khas dari Bandara Jember

Nah akibat pengalaman pipis di bis .. eh macet gila-gilaan akhirnya jadi pingin nulis pengalaman naik pesawat kecil Garuda Indonesia tipe ATR72-600 dari Bandara Notohadinegoro Jember menuju Soekarno Hatta Cengkareng pas waktu saya ikut ujian Inburgering Examen di Kedutaan Belanda Jakarta

Trus apa kaitannya antara pipis di bis dan naik pesawat Garuda Indonesia? he he he. Kaitannya adalah menghemat waktu perjalanan yang tadinya harus ditempuh 18 jam lebih jika menggunakan jalur darat, dengan pesawat jarak Jember - Jakarta ditempuh hanya dalam 2-3 jam itupun karena transit dulu di Surabaya.

Pengalaman naik mini Garuda dari bandara Jember adalah pengalaman pertama saya dengan pesawat kecil. Saya mendapatkan harga promo dari salah satu situs tiketing sebesar IDR 750,000 untuk one way Jember - Jakarta via Surabaya. 

Hitung-hitung lebih murah ketimbang saya harus ke Surabaya dulu selain biaya mobil travel juga penginapan jika harus ngejar flight pagi. Akhirnya saya pesan satu tiket Jember - Jakarta sedangkan pulangnya saya ambil penerbangan Jakarta - Surabaya saja dilanjut naik kereta malam Sidoarjo - Jember, sebab untuk yang dari Jakarta tidak ada yang direct ke Jember dalam satu hari, penerbangan lanjutan Surabaya - Jember hanya ada pada hari berikutnya.
Bandara Jember dari Pesawat Garuda ATR72-600

Waktu itu hanya ada 1x penerbangan di Bandara Notohadinegoro, sekarang sudah ada 3 maskapai yang memberikan layanan penerbangan Jember - Jakarta yaitu Garuda Indonesia, Batik Air dan Lion Air (satu perusahaan Wings Air), semuanya penerbangan pagi mulai jam 9.30 sampai jam 11.00 pagi.

Menuju Bandara Notohadinegoro dari Bondowoso agak sedikit ribet kalau kita bawa koper besar sebab tidak ada layanan taxi dari kota saya, untungnya saya ada kenalan supir travel Surabaya yang mau mengantar dari Bondowoso - Jember dengan biaya 150,000 rupiah. 

Tapi jika anda tidak membawa koper, anda bisa menggunakan angkutan umum kemudian pesan gojek yang sekarang sudah mulai beroperasi di Jember. Kalau anda punya langganan supir taxi Jember, mereka juga mau kok disuruh jemput ke Bondowoso menuju Bandara dengan harga yang sama dengan travel yang saya tumpangi.


Cabin Pesawat 70 Kursi
Ternyata jarak bandara dari Kota Jember lumayan jauh, saya butuh waktu 1,5 jam-an untuk sampai dari Bondowoso. Jalannya juga masih belum terfasilitasi sempurna, kita akan melewati jalanan sempit yang dikelilingi kebun tebu dan ladang jagung milik masyarakat sekitar.

Rambu-rambunya pun masih kurang banyak tapi untungnya sopir travel sudah pernah mengantar penumpang ke bandara ini, jadi tidak banyak kendala hanya saja sedikit kemacetan di beberapa ruas persimpangan lampu merah Kota Jember. 

Pesawat yang akan saya tumpangi take off sekitar jam 10 pagi tapi sempat delay karena keterlambatan penerbangan dari Surabaya. Bandaranya tergolong sederhana karena memang termasuk baru dan khusus penerbangan domestik saja.


Hamparan Hijau bak Permadani

Setelah check in kita dipersilahkan menunggu boarding di ruangan yang tidak seberapa besar. Pagi itu penumpangnya lumayan banyak beberapa orang juga ada yang berasal dari Bondowoso dan Lumajang yang hendak melakukan perjalanan baik ke Surabaya dan Jakarta.

Bandara Notohadinegoro mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan tahun 2005. Penerbangan perdana oleh Garuda Indonesia Jember - Surabaya PP pada tanggal 16 Juli 2014 memperoleh animo yang sangat tinggi dari masyarakat Jember dan sekitarnya.

Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan transportasi udara sudah menjadi kebutuhan utama bagi seluruh lapisan masyarakat dari kota kecil menuju kota-kota besar di Indonesia, selain memperpendek jarak tempuh juga memberikan kenyamanan dan waktu tempuh yang lebih cepat.

Kabarnya lagi setelah kunjungan Presiden Jokowi Agustus lalu, bandara ini telah mendapat persetujuan dari pusat untuk dikembangkan menjadi bandara yang lebih besar. Tak tanggung-tanggung pemerintah pusat bersedia mengucurkan dana hingga 450 milyar rupiah agar nantinya bisa menjadi salah satu bandara yang melayani embarkasi jamaah haji dari wilayah timur Jawa. 

Target pembangunan bandara ini diharapkan rampung pada tahun 2019 dan diharapkan mampu menarik banyak investor untuk membuka usaha juga wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung ke Kota Jember dan sekitarnya.

Bagaimana Rasanya Naik Pesawat Kecil?

Untuk menuju pesawat kita harus jalan kaki kurang lebih 50 meter dari gedung Bandara menuju landasan, cuaca terik Jember membuat saya ingin lari saja dari gedung dan segera naik ke pesawat tapi badan yang tidak sekongkol dengan hati mengurungkan niat saya untuk lari pagi he he he.

Terbang Lebih Tinggi Lagi 

Pesawat Garuda jenis ATR 72-600 ini berkapasitas 70 penumpang untuk kelas ekonomi, panjang pesawatnya juga tergolong pendek tapi cukup mumpuni untuk terbang selama beberapa jam hingga Kota Surabaya.

Keuntungannya naik Garuda Indonesia adalah dapat snack walau kelas ekonomi. Ya harganya memang sepadan dengan pelayanan yang diberikan sedangkan pesawat low budget tidak menyediakan makanan gratis. Selain itu kapasitas bagasi yang diberikan maskapai ini juga lebih banyak kurang lebih 30 kg/penumpang, pesawat domestik lain cuma 20 kg saja per penumpang.

Seperti biasa sebelum terbang akan ada pramugari atau pramugara yang memberikan panduan keselamatan penerbangan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kali ini saya memperhatikan dari awal sampai akhir, bukan karena belum pernah lihat tapi karena pramugaranya ganteeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng bingigtss hahahahah


Sengaja saya pilih foto ini biar saya saja yang Dosa Mata ha ha ha ha

Mukanya mirip-mirip artis tahun 90-an Mas Ongky Alexander ... pemeran film Catatan si Boy jaman dulu .. tau kan? tapi ini lebih ganteng ha ha ha, hidungnya mancung, wajahnya tampan dengan rahang yang tegas disertai senyum manis dan tatapan matanya yang teduh tapi tajam .. duhh saya mau diselamatkan mas ha ha ha.


Tampak Samping :p .. Salah fokus
Selama proses mau take off saya ga kedip hi hi hi, lumayan lah vitamin A sebelum menempuh ujian bahasa Belanda ha ha ha, tapi jujur saya agak ngeri naik pesawat ini karena getarannya lebih terasa atau saya saja yang lebay ya karena liat mas ganteng jadi jantungan.

Tapi sumpaah .. saya berasa mau muntah karena guncangan selama lepas landas lebih terasa dibanding pesawat-pesawat komersil lain yang pernah saya tumpangi. Selepas mengudara rasa mual itu berangsur-angsur hilang apalagi pas si mas Ongky menyuguhkan saya sekotak kue beserta minumnya .. uhukk


Snack Box Garuda Indonesia

Saya menikmati pemandangan Kota Jember dari udara yang terlihat dari jendela pesawat sambil mengunyah kue thok isi kacang hijau. Hamparan sawah seperti permadani hijau dan genteng rumah-rumah penduduk benar-benar indah dari angkasa mengingatkan saya pada salah satu lagu Nasional yang sering dinyanyikan waktu SD.

Tak terasa tiga puluh menit sudah berlalu pesawat yang saya tumpangi harus landing di Bandara Juanda Terminal 2 kemudian saya akan berpindah pesawat tanpa perlu memindah bagasi lagi karena semuanya sudah diurus oleh awak Garuda Indonesia dari Jember hingga tujuan akhir Jakarta - Soekarno Hatta.

Bagi anda yang memerlukan waktu cepat menuju Kota Surabaya maupun Jakarta, penerbangan dari Bandara Jember bisa menjadi alternatif transportasi anda. Tiket pesawat bisa dipesan secara online dari situs-situs tiketing.

Selamat Mengudara!

Monday, December 4, 2017


Menulis tentang proses pengurusan dokumen Visa MVV Spouse ternyata banyak mendapatkan tanggapan menarik dari perempuan Indonesia yang berjodoh maupun akan pindah tinggal ke Belanda.

Senangnya tulisan saya sebelumnya bisa menjadi salah satu rujukan bagaimana cara mengurus visa keluarga ke Belanda, dan kali ini saya akan menuliskan tentang bagaimana cara mengisi formulir MVV sponsor.

Cara pengisian formulir MVV Sponsor ini sesuai dengan pengalaman saya sebagai istri dengan suami yang berkewarganegaraan Belanda, dan menikah di Indonesia. Semua syarat dan dokumen yang saya tulis disini otomatis sesuai dengan kondisi yang saya alami ya, jadi untuk anda yang berbeda kondisi mohon untuk mencari lebih banyak informasi baik dari kedutaan Belanda langsung maupun blog dan referensi lain.

Pertama yang harus kita persiapkan sebelum pengajuan MVV, anda harus me-legalisir seluruh dokumen ke Jakarta pada KEMENKUMHAM, KEMENLU, KEMENAG dan Kedutaan Belanda yang meliputi : 

  1. Buku Nikah (1 buku saja) legalisir mulai asal KUA tempat menikah hingga kantor Kementrian Agama Jakarta, Kementrian Hukum & HAM, Kementrian Luar Negeri, Kementrian Agama dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta
  2. Akte Kelahiran (mintalah kutipan akte terbaru) dari Dispenduk asal lahir kemudian dikirim ke Jakarta untuk dilegalisir di Kementrian Hukum & HAM, Kementrian Luar Negeri dan kedutaan Belanda
Gunakan Tools Fill & Sign pada Program Acrobat Reader 

Bagi anda yang akan menikah baca disini : Pengurusan Dokumen Nikah WNI & WN Belanda

Setelah semua dokumen dilegalisir, copy dokumen-dokumen berikut untuk disertakan pada pengajuan Visa MVV tipe sponsorship, ingat ya semuanya hanya fotokopi atau scan, BUKAN ASLI :

  1. Copy Paspor Anda + lembar yang ada stamp-nya
  2. Copy Paspor / ID card suami
  3. Copy Hasil tes Inburgering, tentang Basis Examen Inburgering A1 baca disini ya
  4. Kontrak Kerja suami, minimal 1 tahun dan masih berlaku minimal 6 bulan pada saat proses pengajuan MVV
  5. Slip Gaji atau Entrepreneur Income Sheet jika suami anda seorang wiraswasta
  6. Bukti Surat Cinta, foto-foto pendukung saat anda bertemu pasangan, dan foto pernikahan bisa juga disertakan.
  7. Form MVV tipe sponsor (kode 7518) di download di website IND, googling ya ;)
  8. Copy Akte Kelahiran, untuk ini sebenarnya tidak perlu dicantumkan, tapi pengalaman saya yang sempat tertolak visanya karena alasan tidak ada akte kelahiran, tapi orang lain yang mengajukan tanpa akte ada kok yang lolos, so menurut saya jaga-jaga aja, sebab petugasnya agak kacau he he he
Nah sekarang mari kita lanjut tentang pengisian form MVV yang katanya super duper drama dan memang tebal sekali. Dulu saya ngisi-nya manual pas lagi berkunjung ke Belanda tahun 2016.

Klik icon diatas untuk menulis atau check mark & tanda tangan

Suami nge-print filenya kemudian saya isi manual, hmm cara ini cara kuno ha ha ha karena tidak hemat kertas dan tinta, juga gak effisien kalo salah ga bisa dihapus. Truss gara-gara ditolak, dan saya sudah berada di Indonesia, akhirnya saya download ulang itu form .. tahu gak .. alamat kirim form aja berbeda tempat loh antara tahun 2016 dan 2017 .. dooghh!

Maka dari itu saya menyarankan anda untuk sering update info dari website IND langsung, atau telepon kedutaan Belanda di Jakarta ya. 

Isi Kolom seperti mengetik pada program words

Okey aniewey .. sejak awal proses urusan dokumen nikah saya-lah yang lebih jadi "sutradara" nya ketimbang suami ha ha ha.. karena memang suami saya termasuk kategori yang terima beres, dia paling males suruh baca aturan dan menghadapi kenjlimetan birokrasi baik di Belanda maupun Indonesia. 

Jadi mau gak mau harus saya yang cari infonya dan urus segalanya sendiri mulai dari urusan ke kelurahan sampe tingkat KUA dan Kedutaan Belanda, sedangkan urusan legalisir dokumen setelah menikah saya percayakan pada agen untuk meminimalisir biaya, karena saya tinggal jauh dari Kota Jakarta.  

Setelah Terisi akan seperti ini

Setelah semua urusan dokumen beres, download form MVV 7518 kemudian buka form tersebut di program adobe acrobat reader seperti pada foto diatas, gunakan tools isian formulir untuk mengisi kolom-kolom yang ada pada lembar tersebut.

Klik Fill & Sign pada sidebar sebelah kanan kemudian akan muncul tabulasi file selanjutnya. Anda tinggal pilih icon huruf, tanda silang, check mark, ataupun sign untuk membuat tanda tangan.

Form Kesediaan ikut tes TBC

Arahkan kursor mouse anda pada kolom yang akan diisi ya, kemudian tinggal ketik data pada keyboard anda seperti orang menulis dalam program words maupun excel .. mudahh kan?!

Adapun form yang harus diisi adalah halaman (halaman dibaca pada PDF file) 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 19, 20, 23, 24, 37. Penjelasan tentang apa yang harus diisi anda boleh meminta saya mengirimkan contoh file PDF yang sudah saya isi ya, karena di blog ini saya tidak tahu bagaimana harus attach file untuk jenis PDF.

Form Status Kita dan Pasangan

Jika anda sudah mengisi semua kolom, tekan tombol save di akhir ya .. karena sistem acrobat reader hanya bisa diubah sebelum di save, kalau sudah disimpan tidak bisa di-edit lagi, artinya kalau anda melakukan kesalahan ya harus ngisi dari form kosong lagi he he he.. apalagi pas mati lampu ..duh!

Cara Mengisi Tanggal & Angka pada Kolom

Penjelasan tentang Lembar Isian MVV - Spouse tipe Sponsor :

  1. Halaman 1 - cover Form MVV
  2. Halaman 2 - status pemohon (istri / tunangan / anak)
  3. Halaman 3 - info diri tentang status tes TBC
  4. Halaman 4 - status detail kondisi perkawinan / hubungan pemohon dg sponsor
  5. Halaman 5 - informasi biometric suami/pasangan dan kita
  6. Halaman 6 - lanjutan hal. 5
  7. Halaman 7 - surat keterangan / pernyataan berkelakuan baik, cukup isi dan tandatangani tanpa perlu skck dari kepolisian Indonesia
  8. Halaman 11 - appendix tentang kesediaan untuk ikut tes TBC di Belanda
  9. Halaman 12 - lanjutan hal. 11
  10. Halaman 13 - lembar referensi untuk melakukan tes TBC, isi bagian anda & suami saja, sedangkan untuk pemeriksa/dokter biarkan kosong
  11. Halaman 14 - lanjutan hal 13
  12. Halaman 19 - lembar pernyataan status hubungan anda dengan suami/pasangan
  13. Halaman 20 - lanjutan hal. 19
  14. Halaman 23 - lembar pernyataan / keterangan bekerja suami/pasangan beserta tanda tangan bos/atasan tempat kerja
  15. Halaman 24 - lanjutan hal 23
  16. Halaman 37 - lembar deklarasi sponsor untuk visa family & relative yang harus diisi oleh suami/pasangan
Nah print halaman tersebut saja, anda bisa menggunakan tanda tangan e-sign yang tersedia diaplikasi acrobat reader, sedangkan suami tinggal print dan tanda tangan jika kondisinya anda berada di Indonesia.

Cara Membuat Tanda Tangen Elektronik via Acrobat Reader

Scan semua dokumen pendukung dan kirimkan ke suami via e-mail, biar suami yang nge-print kemudian mengirim lembar fisiknya ke alamat yang tertera pada form MVV atau bisa juga dikirim langsung ke IND Desk (coba googling deh ya apa itu ind desk), lalu bayarnya tetap via transfer. 

Lembar Biometric Info Pasangan

Biaya pengurusan MVV family ini sebesar Euro 237 hingga tahun 2017, entah di tahun 2018 nanti apa ada perubahan atau tidak, selalu cek rutin di website IND, karena aturan Belanda itu selalu di evaluasi setiap 6 bulan sekali, dan pasti ada perubahan. 

Lembat Biometric kita

Okay itu cerita pengalaman saya tentang bagaimana mengisi form MVV, alhamdulillah visa saya sudah approved per tanggal 20 November 2017 kemarin, dan sekarang tinggal menunggu stiker schengen visa dari Kedutaan Belanda di Jakarta!

Selamat berjuang ya teman-teman :) InsyaAllah bisa!


Friday, December 1, 2017


Desember tahun ini terasa begitu istimewa karena dua pemeluk agama besar di Indonesia akan sama-sama merayakan kelahiran junjungannya.

Umat Islam hari ini sedang merayakan kelahiran Nabi Muhammad s.a.w -Maulid Nabi- sedangkan diakhir bulan nanti Umat Kristiani akan merayakan kelahiran Nabi Isa a.s yang lebih dikenal dengan peringatan Natal. 

Menurut mbah Sujiwo Tedjo di dunia ini hanya ada 3 orang yang diperingati hari lahirnya sedangkan lainnya diperingati hari kematiannya (haul), ketiga orang ini diperingati hari lahirnya karena dianggap membawa pencerahan pada dunia setelah kelahiran mereka, diantaranya adalah Nabi Isa a.s, Nabi Muhammad s.a.w dan Raden Ajeng Kartini.

Kelahiran mereka menjadikan dunia lebih bercahaya, mengeluarkan umatnya dari kegelapan menuju cahaya, Nuurun 'alan Nuur .. cahaya diatas cahaya, dan slogan dari Ibu Kartini yang sudah kita kenal adalah habis gelap terbitlah terang yang juga merupakan ajaran Nabi Besar Muhammad s.a.w.

Semoga dihari Jumat yang berkah ini Allah melimpahkan keberkahan kepada kita semua dan bangsa Indonesia karena Tuhan sedang berbahagia merayakan kelahiran kekasih-Nya. Selain itu semoga negeri ini kembali bersatu padu tidak ada lagi ujaran kebencian maupun aksi menang sendiri.

Merayakan Kelahiran Nabi diharapkan mampu menjadikan kita mengenal lebih baik kemuliaan dan keagungan manusia pilihan Allah ini. Rasulullah adalah pribadi yang sangat lembut, santun dan sempurna, bahkan sosoknya dilukiskan sebagai Alquran yang berjalan oleh Aisyah r.a istrinya.

Baru dari sisi akhlaknya saja kok rasanya saya belum mampu dan juga belum berani menyebut diri ini sebagai "ahli sunnah" lalu beranggapan bahwa orang lain yang berbeda dengan kita sebagai ahli bid'ah.

Meneladani Nabi bukan hanya mengenakan pakaian yang ke-arab araban, sedikit-sedikit menggunakan bahasa arab lalu serta merta melupakan budaya asal kita, atau mengenakan celak mata, maupun memanjangkan jenggot agar dibilang "mengikuti sunnah Rasul", tapi kenapa tidak sekalian berambut gondrong .. karena Rasulullah juga memanjangkan rambut.


Ada baiknya kita semua berintropeksi akan makna meneladani Rasulullah, ketika kita menyebut diri kita sebagai ahli sunnah ataupun meneladani Nabi maka lakukanlah secara "kaffah", jangan hanya memilih yang enak-enak saja untuk diteladani dan membuang yang susah dilakukan.

Misal kita ambil contoh dari akhlak Nabi yang selalu bertutur kata lemah lembut, wajahnya berseri-seri, dan penuh kasih sayang ... apakah kita sudah bisa melakukan teladan ini dalam keseharian kita?

Atau kebiasaan Rasulullah yang sering menahan lapar karena lebih mengutamakan sahabat beliau ketika ada makanan untuk disuguhkan, lalu bagaimana dengan kita? yang lebih sering stalking foto-foto makanan kemudian pesan via gofood belum lagi wisata kuliner yang hampir kita lakukan setiap minggu di mall.

Sudahkah kita menerapkan pola makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang dalam kehidupan kita? dan sudahkah kita memiliki postur tubuh yang ideal seperti Rasulullah? yang perutnya tidak buncit, yang badannya sehat tidak pernah sakit karena beliau sangat peduli pada kesehatan dan kebersihan tubuh.

Lalu bagaimana sikap kita ketika ada orang yang jahat dan membenci kita, apakah kita bisa meneladani Rasulullah untuk membalasnya dengan kebaikan? bahkan mendoakan orang yang kita benci itu seperti Rasulullah mendoakan orang yang membenci dan meludahi beliau?

Baru dari segi akhlak saja rasanya kita tidak sanggup untuk mengajukan diri sebagai "ahli sunnah", betapa sempurnanya Rasulullah! Bagaimana dengan teladan Rasulullah yang lain ya? misal dalam beribadah, dalam berbisnis (muamalahI), dalam berkeluarga dan bertetangga, hingga sebagai kepala Negara.

Orang sering berkata bahwa kita bukan Nabi atau Rasulullah yang bisa sempurna meneladani beliau, manusia adalah makhluk lemah tempat salah dan lupa. Nah maka dari itu janganlah jumawa ketika kita baru bisa seujung kuku mencontoh beliau, mari kita kenali diri ini sebagai tempat salah dan lupa, janganlah cepat merasa paling benar sendiri.

Melalui momen Maulid Nabi kali ini mari satukan hati untuk negeri, sudah cukup lelah melihat banyak pertengkaran serta pertikaian yang terjadi di negeri ini hanya gara-gara perbedaan pendapat dan mau menang sendiri.

Mari kembali meneladani Rasulullah yang bersikap lemah lembut, menghargai orang lain, mencintai orang lain tidak memandang suku ras maupun agama, mari budayakan kembali bertoleransi, mencintai negeri ini beserta keindahan dan keberagaman budayanya. 

Seperti petuah yang disampaikan oleh Cak Nun (Emha Ainun Nadjib), sosok budayawan sekaligus sesepuh negeri ini, bahwa kita dilahirkan di Indonesia sebagai orang Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara, keturunan Cina, keturunan Arab sekalipun.

Maka tetaplah menjadi diri kita sendiri yang mencintai dan mengenal asal usulnya, yang menghargai sejarah leluhurnya, dan menjunjung tinggi Negara Indonesia. Jangan kemudian kita bersikap kebarat-baratan, kearab-arabanJangan kita hancurkan negeri yang sudah susah payah dibangun oleh para pejuang hanya karena termakan hasutan pihak asing. 

Bukan berarti kita tidak boleh mempelajari dunia barat dan arab, akan tetapi seperti pepatah Jawa yang sering disampaikan Cak Nun, Jowo digowo, Arab digarap, Barat diruwat yang artinya kita boleh mempelajari berbagai ilmu dari dunia manapun asal kita tidak lupa dengan jati diri kita sebenarnya.

Semoga ada keberkahan Jumat dan juga keberkahan Maulid Nabi yang dilimpahkan Allah kepada kita sekalian, dan mampu memaknai kehidupan ini dengan lebih baik. Selamat Ulang Tahun Nabiku .. 12 Rabbiul Awwal 1439 H .. shalawat serta salam semoga tercurah kepadamu, hanya syafaatmu yang aku harapkan dalam hari-hari sulit kelak.

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi Sayyidina Muhammad... 
Asshola Tuwassala Mualaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuh ..

Sunday, November 19, 2017

Masjid Roudhotul Muchlisin - Jember

Sudah menjadi gambaran umum bahwa istilah wisata religi lebih dahulu ditujukan kepada para jamaah khususnya ahli sunnah wal jamaah yang rajin mengunjungi makam-makam para wali.

Entah sejak kapan istilah wisata religi kini bergeser pada kegiatan yang tak hanya "ziarah makam" tapi juga mengunjungi masjid-masjid yang memiliki bangunan arsitektur megah baik di dalam maupun luar negeri.

Indonesia yang notabene hampir sembilan puluh persen penduduknya muslim dan memiliki ribuan atau bahkan puluhan ribu masjid di seluruh penjuru negeri, menjadikan wisata religi tumbuh makmur disini.

Pilar Megah Masjid Roudhotul Muchlisin Jember

Dampaknya banyak agen tour & travel menawarkan paket-paket wisata mengunjungi masjid yang dinilai unik hingga megah pada kelompok-kelompok pengajian dan ibu-ibu PKK di berbagai kampung. 

Selain itu ta'mir masjid juga berlomba-lomba menggalang dana dari jamaahnya untuk memugar masjid yang nampak kusam agar menjadi bangunan yang mewah bak istana meniru gaya arsitektur masjid di Turki, Persia dan Timur Tengah.

Pilar Bagian Dalam Masjid dari Lantai 2

Tak jarang kita temui pos-pos amal untuk pembangunan masjid, khususnya sepanjang jalan daerah tapal kuda (Probolinggo - Karesidenan Besuki), yang "beroperasi" meminta sedekah dari pengguna jalan raya demi terwujudnya pembangunan masjid meski sudah dilarang pemerintah.

Tujuannya tak lain adalah menarik orang-orang untuk giat pergi ke masjid juga sebagai tanda menaati ayat Allah tentang "memakmurkan masjid" seperti yang termaktub pada Surat At Taubah Ayat 18.

"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” 

Ironisnya kegiatan "memakmurkan masjid" hanya sampai pada kegiatan fisiknya saja, dari 100% masjid yang dibangun di Indonesia kurang dari 5% yang masjidnya semarak siang dan malam dengan berbagai kegiatan kerohanian. Masjid hanya ramai dikunjungi jamaahnya ketika hari-hari tertentu saja dan pada bulan suci Ramadhan, itupun hanya diawal dan akhir Ramadhan.

Mojok di Pojokan Masjid

Sungguh sangat disayangkan ketika Indonesia sangat ramah pada pembangunan masjid dimana-mana, tapi tidak dibarengi bertumbuhnya kegiatan masyarakat yang "memakmurkan ruhiyah" dalam rangka menyatukan ummat  serta sebagai pusat perbaikan akhlak (baca : revolusi mental).

Masjid di Indonesia justru menjadi alat baru untuk "memecah belah umat" karena perbedaan aliran dan pemahaman yang berbeda-beda tentang Islam itu sendiri. Jika tidak sama alirannya nggak boleh sembahyang di masjid ini, nggak mau menjadi makmum kepada imam yang berbeda komunitas, bahkan parahnya lagi masjid menjadi tempat kampanye politik terselubung.


Nah dimanakah peran pemerintah Indonesia melalui departemen agama seharusnya,. dalam menghadapi issue tentang pembangunan masjid dewasa ini? Adakah aturan yang jelas tentang pembangunan masjid di sebuah kampung, kecamatan, kabupaten hingga ibu kota?


Bukan berarti pemerintah lantas membatasi pembangunan masjid di Indonesia seperti halnya kasus yang terjadi di Negara Prancis baru-baru ini. Sebuah masjid dialih-fungsikan menjadi perpustakaan oleh pemerintah setempat sehingga warga muslim di kota itu kesulitan untuk melaksanakan ibadah, bahkan ijin untuk membuat masjid baru semakin dipersulit. 

Akhirnya mereka sholat Jumat berjamaah di jalan raya karena tidak mempunyai masjid, anehnya di Indonesia terjadi sebaliknya, banyak masjid tapi sholat jumat malah di jalan raya .. ehh jilid berapa tuh ..? :p

Fungsi Masjid dan Wisata Religi

Masjid menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bangunan tempat beribadah bagi umat beragama Islam. Masjid merupakan kata serapan dari Bahasa Arab yang akar katanya berasal dari sajada bermakna tunduk dan patuh serta taat, masjid atau masjada memiliki arti sebagai tempat bersujud.

Megahnya Masjid Roudhotul Muchlisin Jember

Merujuk pada arti kata tersebut tentunya hal-hal yang berkaitan dengan masjid secara otomatis berkaitan dengan Tuhan, karena hanya kepada Allah saja kita tunduk dan patuh, dan satu-satunya Dzat yang berhak kita sembah adalah Allah dengan cara sujud, yaitu posisi menempelkan dahi, dua telapak tangan, dua lutut dan seluruh jari-jari kaki pada lantai/tanah.

Lalu bagaimana dengan "wisata religi" yang mengunjungi masjid? Apa sebenarnya tujuan mengunjungi masjid terutama masjid dengan arsitektur megah, unik, dan indah? dan mungkin pertanyaan ini juga perlu saya tujukan pada diri sendiri, karena seringnya ke Masjid untuk -maaf- numpang pipis, istirahat klesetan ketika berkendara, berteduh dari hujan, atau mungkin numpang ganti baju di kamar mandi masjid.

Ruang Wudhu Perempuan

Contohnya ketika saya berkendara ke Jember beberapa waktu lalu, saya berhenti sejenak di masjid Roudhotul Muchlisin yang berada di sisi kanan Jalan Raya Gajah Mada no 180, Kaliwates ini kalau dari arah Kota Jember.

Sudah lama saya melihat bangunan yang sedang dipugar megah ini, tapi baru kali itu saya akhirnya memutuskan berhenti sejenak karena ingin melihat "isi masjid" sekalian sholat dzuhur sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Tawang Alun.

Jejeran Motor Pengunjung Masjid

Beritanya masjid ini dulu tidak semegah sekarang, sejak 2014 masjid ini mulai dipugar dengan gaya arsitektur yang condong meniru masjid Turki - Maroko. Masjid ini dibangun di lahan seluas kurang labih 2.000 meter persegi dan kabarnya nanti akan mempunyai 3 lantai dilengkapi dengan perpustakaan juga penginapan bagi musaffir yang kebetulan lewat Kota Jember.

Ketika saya berkunjung masih tampak beberapa pekerja bangunan yang bekerja menyelesaikan proyek di beberapa sisi masjid. Lokasi parkir yang luas dan foodcourt dengan aneka pilihan makanan menjadikan masjid ini layaknya one stop "praying" center di Kota Jember.

Food Court yang masih tutup

Saya dibuat takjub bukan hanya oleh bangunan utama masjid ini tapi juga tempat wudhunya yang menurut saya tergolong mewah, karena semua kamar mandinya menggunakan closet duduk dan ada cermin besar di balik pintunya. 

Ruang wudhu yang bersih, luas  juga banyak kran air yang bisa digunakan, bahkan lantainya juga bersih sampai-sampai bisa dipakai sholat juga, cermin besar dipasang pada dinding sebelum pintu keluar, untuk memudahkan jamaah perempuan memasang hijab atau merapikan pakaiannya .. coba bayangkan .. perempuan mana yang tidak akan bersuka cita ketika bertemu cermin?

Tempat Wudhu Perempuan

Selain itu  juga tersedia loker gratis untuk menyimpan barang-barang ketika hendak berwudhu, airnya bersih dan segar mengalir dengan lancar, tapi semoga yang menggunakan air tidak berlebihan dan ada proses daur ulang air wudhu di masjid ini .. semoga!

Closet Duduk disetiap kamar mandi

Selepas berpuas hati menyegarkan wajah dengan air wudhu saya bergegas menuju masjid, sudah banyak orang yang juga menunaikan sholat dzuhur tapi tidak sedikit yang hanya duduk-duduk berfoto ria kemudian mengunggahnya di media sosial sebagai bukti "I was here"

Penampakan :D di kamar mandi

Saya juga melihat ibu-ibu yang sedang asyik ngobrol dengan suara yang cukup terdengar dari pojok masjid sembari klesetan melepas lelah. Langsung saya ambil mukenah dan melaksanakan sholat dzuhur tanpa tahiyyatul masjid bahkan lupa membaca doa masuk masjid, entah tadi kaki mana dulu ya yang saya langkahkan, saya lupa adab memasuki masjid karena terpesona keindahan masjid yang begitu wow!

Shaft Perempuan yang Sepi, ramenya di shaft belakang :D

Selepas salam dan doa ala kadarnya segera saya menuju lantai dua dan melihat-lihat suasana masjid karena penasaran. Dari lantai dua nampak jelas bangunan ini begitu megah dengan ukiran lafadz al quran yang mengitari pilar-pilarnya. Plafon yang tinggi menjadikan masjid ini sejuk tanpa AC, dari jendela-jendela besarnya kita bisa melihat pemandangan Kota Jember yang sedang tertutup awan mendung di sebelah timur.

Lagi-lagi saya temukan beberapa orang, kali ini jamaah laki-laki, yang tertidur pulas di pojok masjid lantai dua ini. Tidurnya angkler (nyenyak) sekali tanpa ada rasa khawatir atau sungkan sedikitpun pada yang punya rumah, seolah sedang tidur di kamar hotel bintang lima.

Angkler Balapan Ngorok di Masjid

Hmm sebelum saya meninggalkan masjid nampak di serambi masjid seorang ibu yang dengan santainya ngglethak (rebahan) bersama bayinya yang sedang menyusu disambi asyik bermain handphone tanpa selimut atau kain yang menutupi bagian payudaranya. 

Duh Gusti .. jika menyusui adalah bentuk lain dari ibadah kepada Mu, maka ampunilah kami yang terlalu gampang menilai orang lain hanya karena perangainya, tapi apakah pantas melakukan itu di Rumah-Mu yang seharusnya suci dari hadas, suci dari niatan, dan suci dari perbuatan?

Seharusnya pihak ta'mir masjid juga memikirkan untuk membangun ruang nursery khusus bagi ibu-ibu yang ingin mengganti popok atau menyusui bayinya dengan aman dan nyaman.

Ngglethak dan Menyusui di Masjid

Akhirnya saya meninggalkan masjid dengan banyak pertanyaan dalam hati, apakah masih perlu membangun masjid yang megah dan indah akan tetapi kehilangan esensi dari fungsi masjid itu sendiri? atau apakah masih perlu wisata religi mengunjungi masjid-masjid megah hanya untuk sekedar ber-selfie ria kemudian pamer di sosial media? 

Sampai di parkiran motor ada satu lagi pertanyaan yang meloncat-loncat di kepala saya "apakah memang perlu membangun masjid seindah mungkin agar minimal ada yang datang untuk sekedar melihat meski tidah untuk sholat?"

Bagaimana menurut anda?

Referensi Tulisan :
http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-masjid-etimologi-dan-semiotik.html
https://almanhaj.or.id/2524-pengertian-masjid.html