Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Wednesday, January 25, 2017

Main Sebentar ke Pasar Den Haag Netherlands

Pintu Masuk Pasar Den Haag Belanda

Hai pembaca setia!
Yuk kita main-main sebentar ke pasar, tapi kali ini saya akan mengajak anda ke Pasar Den Haag di Belanda, atau disebut juga De Haagse Markt

Pasar ini merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Belanda, tapi gak buka tiap hari. Umumnya pasar tradisional di Belanda hanya buka pada hari-hari tertentu, seperti Pasar Rabu yang hanya buka pada hari Rabu, atau Pasar Sabtu Minggu, yang hanya buka juga pada saat weekend saja.

Stasiun Kota Den Haag

Nah seperti di Jawa ya, ada pasar harian juga! pasti mereka mencontoh budaya kita he he he.. *chauvinis dikit ah* 

Di pasar ini dijual berbagai macam kebutuhan, mulai dari pakaian, makanan, sayuran, buah-buahan, ikan segar, kosmetik, panci, hingga perlengkapan rumah tangga lainnya. Tentunya harga disini jauh lebih murah dibanding di supermarket.

Saya mengunjungi pasar ini dengan mama mertua dan tante, sekalian janjian ketemu sama pamannya suami, Om Reig. Kami naik kereta dari Amsterdam menuju Den Haag Center, kemudian dilanjut dengan naik trem.

Salah Satu Alat Transportasi di Belanda - Trem

Untuk jalur dan nomor keretanya saya gak ingat he he he. Asal ikut saja dan asyik jeprat jepret dengan kamera pocket saya. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam dari Amsterdam. 

Lapak - Lapak di Pasar Den Haag

Waktu pertama kali mama mertua ngajakin jalan-jalan ke pasar, saya excited banget he he he, biasa perempuan itu suka girang kalo udah denger kata-kata "belanja". Mengunjungi tempat baru adalah hal yang sangat saya suka, apalagi mengunjungi pasarnya!

Lapak Penjual Keju

Dari pasar kita bisa melihat bagaimana budaya dan gaya hidup masyarakatnya, selain itu saya juga ingin lebih berinteraksi dengan penduduk lokal. Saya sangat tertarik dengan hal-hal yang berbau human interest baik itu tentang photography maupun social life.

Baiklah .. pertama sampai di lokasi, saya sempatkan ambil gambar gate utama pasar ini, disebelahnya ada toko penjual Pofertjes alias kue sejenis apem mini khas Belanda, nanti saya juga akan tulis tentang ini ya :)

Lapak Penjual Hijab Asal Morocco

Wah wah .. begitu masuk halaman pasar De Haagse Markt, suasananya masih sepi, tapi mata saya dibuat happy dengan pemandangan pasar yang begituuu rappihhh jaliiih! Semuanya serba teratur, ada banyak lapak-lapak permanen, (karena di pasar lain lapaknya gak permanen) dan etalase kaca yang sangat bersih!

Aneka Abaya Khas Mesir

Tidak ada lalat beterbangan layaknya pasar tradisional di Indonesia, sampah tercecer pun tak terlihat, apalagi jalanan becek! Meski pasar tradisional, tapi pemerintah setempat mengemasnya dengan sangat rapi dan teratur. 

Pemilik lapak pun terlihat sangat antusias menata setiap dagangannya. Serunya lagi, mereka saling bersahut-sahutan menawarkan barang dagangannya. Saya paling senang melewati lapak penjual buah dan sayuran, selain warna warni buah yang mereka tata, saya juga mengenal jenis buah dan sayuran baru, yang sebelumnya belum pernah saya lihat.

Lapak Buah Organik

Rasanya ingin saya borong semua hihihi, ada buah yang bentuknya unik berwarna pink tua kehitam-hitaman, katanya sih ini buah Fig, tapi mama mertua saya bilang gak pernah makan buah itu, takutnya ntar saya sakit kalau coba buah itu ..wah bisa berabe sakit di Negeri orang!

Lapak Ikn Segar yang Higienis dengan Es Pendingin Ikan

Ya sudahlah .. saya melewati buah itu meski masih menyimpan rasa penasaran. Selanjutnya kami berhenti di salah satu toko kue khas Suriname, mertua bilang disini yang paling dikenal adalah Jhony Cake, semacam roti goreng, tapi rasanya gurih. 

Di etalase toko ini, saya juga melihat ada beberapa jajanan yang tidak asing, tepatnya jajanan tradisional jawa, ada kacang gula merah dan jajanan gula kelapa serut, waduh saya gak tahu namanya, tapi waktu saya masih kecil, sering makan ini. Aihh jadi bernostalgia dengan jajanan pasar di masa kecil! 

Jajanan Tradisional

Mertua pesan 3 Jhony Cake isi ikan dan minuman dingin, karena cuaca waktu itu lumayan terik. Saya melihat ada orang lain juga makan di depan lapak toko ini, ternyata mereka juga menyajikan sambal khas Suriname, yang terbuat dari Cabe Madam Sianet
Jhony Cake Khas Suriname

Baca juga pengalaman Makan Ikan Herring disini : Uji Rasa Ikan Herring

Saya cobain kasih sedikit sambal di roti saya, duhhh sayaang rasanya NENDANG bangett! makannya pas summer lagi hmmm gilaa endess ha ha ha. Pas pulang kerumah, cerita ke suami tentang sambal ini, dan ternyata suamiku pinter banget bikin sambal jenis ini, Dia bilang itu sambal kan yang dia bikin pas dinner bareng keluarga, temennya makan mie goreng katanya! 

Waaah saya baru tahu rasanya waktu di toko Suriname itu! akhirnya suami bikinkan sambel khusus buat saya, disimpan di Jam Jar! Rasanya seperti acar tapi pedas! ntar ya saya tulis juga deh resepnya he he he

Well balik lagi tentang pasar Den Haag, memang sih tidak sebesar pasar-pasar di Indonesia, tapi ini termasuk yang besar kalau di Belanda, selain itu harga di pasar ini jauh lebih murah dibanding Amsterdam.

Holland Bakery Khas belanda!

Untuk buah-buahan, jika pasar mendekati jam tutup, maka penjual akan memberikan 50% diskon, inilah momen yang ditunggu-tunggu ketika berkunjung ke pasar Den Haag - De Haagse Markt Belanda.

Penjual di pasar ini juga tidak melulu berasal dari warga kulit putih, tapi ada banyak etnis seperti Morocco, Egyptian, Iran, Somalian, Pakistani hingga orang India, semuanya sudah menjadi warga negara Belanda dan berbaur menjadi satu.

Suasana Pasar De Haagse Netherlands

Saya juga melihat banyak orang Indonesia, dengan hijab pet khas emak-emak Indonesia belanja disini he he he. Sangat mudah mengenali orang Indonesia dari gaya berhijab mereka! Di Den Haag, kita akan banyak sekali menemui orang-orang berhijab, mulai yang hijab pendek, scarf, bahkan sampai jilbaber dan memakai cadar pun ada!

Setelah keliling pasar, kami ketemuan sama Om Reig, kakak dari mertua saya, alias pamannya suami. Orangnya sangat supel dan pintar! Saya suka ngobrol dengan Om Reig, beliau adalah seorang IT-man yang kemudian menjadi guru IT di sekolah menengah. 
Lapak Buah Buahan Segar

Sekarang beliau sudah pensiun, dan menjadi volunteer sebagai coach consultant bagi anak-anak muda yang bermasalah (broken home, drugs addicted, dll). Waktu saya tanya kenapa mau jadi Volunteer, beliau bilang karena panggilan jiwa dan merasa kasihan sama anak-anak muda yang salah jalan.

Tuh kan ..menyenangkan ngobrol dengan Om Reig, dan tahu gak umur berapa beliau? Saya sempat salah terka, hingga membuat Om Reig tersenyum simpul. Saya pikir Om Reig masih usia 50-an, tapi ternyata usianya sudah hampir 70-an!
Tante - Mertua - Om :)

Woow saya sangat terkesan! karena Om Reig masih terlihat bugar dan sehat di usianya yang ke 68 tahun. Dan menurut saya masih terlihat dandy! he he he. Rahasianya adalah selalu bersyukur dan berolahraga!

Jam 12 siang perut kami berempat mulai keroncongan, akhirnya Om Reig yang punya Kota Den Haag, membawa kami ke sebuah warung Jawa Suriname, karena saya orang Jawa ha ha ha, dia bilang ingin membawa saya ke tempat spesial.

Cerita tentang Warung Jawa Surinam disini ya : Soto Ayam Versi Jawa Suriname

Duhh jadi terharu menjadi bagian keluarga baru ini! Full of Love .. saling sayang diantara keluarga satu dan lainnya! I am so lucky to have all of you!

Okey



6 comments:

  1. Wooow ada abaya juga ternyata di blanda

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, karena Belanda seperti miniatur dunia, banyak budaya dan bangsa yang tinggal disana :)

      Delete
  2. Wouuuw, pasarnya rapih, bersih dan ada yg jualan hijab pulakkkk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mbak bersih dan rapi, beragam juga jenis dagangannya :)

      Delete
  3. Bersih dan semua tertata rapi, suka ngeliat nya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)