Sejatine Urip Mung Ngampung Dolan

Responsive Ads Here

Saturday, November 23, 2019

Berdamai Dengan Tubuh Gendut Bonus Langsing Abadi


Malam minggu ini duduk di kursi ruang tengah sambil membaca buku tentang Kesehatan Cak Nun ditemani lagu-lagu melow mas Andmesh dari channel youtube membuat suasana menjadi lebih nyaman seperti judul lagunya.

Lagu-lagu romantis Andmesh membawa pikiran saya terbang jauh ke masa-masa sekolah dulu, ketika siaran radio menjadi idola para remaja era 90-an. Di jaman sekolah dulu, saya suka sekali mendengarkan siaran radio sambil belajar pelajaran untuk esok hari, atau mengerjakan PR lalu sesekali senyum-senyum ketika nama saya disapa penyiar radio karena ada yang kirim salam .. eh!

I love myself!
Tulisan kali ini bukan tentang nostalgia diradio aku dengar lagu kesayanganmu, tapi lebih tentang pengalaman pribadi ketika sebutan gendut, hitam, kribo dan sebagainya lekat sekali disematkan beberapa teman sekolah dulu kepada saya. Boleh dibilang saya pernah menjadi korban bullying teman sekolah bahkan sejak taman kanak-kanak.. duh kasihan deh hihi.

Panggilan gendut, gembrot, jidut, hitam, bedheng, chelleng, potton, ireng seolah menjadi nickname saya ketika masih menyandang gelar siswi sekolah. Bahkan ada teman SD namanya Prio, dia itu suka panggil saya ndut .. sebagai panggilan akrab alias panggilan sayang karena kita sering kerja kelompok bareng.. coba! setiap kali saya protes, dia selalu menyela aku sudah terbiasa panggil kamu ndut!

Bahkan dikeluarga besar, saya juga tidak jauh-jauh dari panggilan gembrot bo abo ala bu Bariyah nya Unyil Usro ha ha ha.. sewot dan bete sih, tapi karena sudah terbiasa ya akhirnya pasrah dengan middle name itu!

Padahal kalau saya melihat foto-foto jadul, sebenarnya saya nggak gendut atau gemuk, hanya saja postur tubuh saya lebih tinggi, besar dibanding teman-teman sekolah saya. Ketika saya masih SD kelas 6, tinggi saya sudah melampaui kakak sepupu yang sudah menjadi siswi SMA kelas 1, setiap jalan kaki pulang sekolah bersama, kami sering diledek orang dengan ucapan : "eh itu seragamnya kebalik !".

Hmm .. anda yang punya pengalaman serupa dengan saya pasti tahu bagaimana rasanya menjadi bulan-bulanan "body shaming" maupun bullying lingkungan sekitar. Perasaan malu, tidak percaya diri, hingga membenci tubuh kita dan terobsesi ingin menjadi orang lain selalu hinggap di kepala, bener gak?

Negative Labeling, Negative Mindset

Konsep cantik, sukses, bahagia, keren, modern yang dibentuk dunia kapitalis liberalis benar-benar menjadikan kita semua termasuk saya salah memilih konsep kehidupan. Walhasil kita sering merasa tidak bahagia, tidak bersyukur, tidak menikmati hidup yang dianugerahkan Tuhan.


Saya yakin jika berbicara konsep cantik, sukses, bahagia, keren, modern ala Tuhan, sudah pasti kita akan jauh lebih bahagia serta sadar tentang siapa diri ini sebenarnya. Tapi sayangnya hegemoni lifesyle ala kapitalis jauh merajai manusia dibanding konsep kehidupan ala Tuhan.

Lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir, sikap dan gaya hidup kita. Menjadi bagian dari komunitas sosialita, sudah pasti cara pandang tentang kehidupan akan lebih kepada hal-hal yang bersifat materialistis. Bergabung dengan grup nyinyir dan pergosipan, maka kehidupan kita tidak jauh dari merasa benar sendiri serta suka menghakimi orang lain. Bersinggungan dengan orang-orang berpikiran positif sudah pasti kita ketularan positive thingking!

Maka benar kata bijak dari Kanjeng Nabi tentang perlunya memilih teman, bukan berarti kita tidak mau berteman, tapi being picky for our healthy lifestyle itu sangat penting! Jangan sampai kita berteman dengan orang-orang yang justru menjerumuskan kita pada misserable life atau kehidupan yang sia-sia, bukankah kita hanya ngampung dolan di dunia ini?!
Foto dengan Peserta Pawai dari Ghana, Beautiful is YOU!
Waktu SMA saya pernah secara tidak sadar mendapat "sugesti negatif" dari salah satu teman yang awalnya hanya main ramal-ramalan melalui garis tangan. Teman saya ini bergaya seolah-olah cenayang yang bisa membaca masa depan, meski niatnya bercanda, tapi pikiran bawah sadar saya merekam apa yang dia katakan. 

Saya masih ingat, dia bilang ketika itu bahwa nanti karir saya akan biasa-biasa saja, ketemu jodohnya lama, anaknya lima, gak bakat jadi orang kaya, dan sebagainya. Meski ketika itu saya menepis dengan ucapan .. ah aku ga percaya! tapi bawah sadar saya mencatat sugesti tersebut.

Dan ketika saya sudah lulus kuliah, kerja di perusahaan yang tidak terkenal, ga punya pacar, gaji pas-pas-an, plus masih melajang di usia 27-an .. hmmm, kepala saya membuka-buka memori lama tentang sugesti yang dilontarkan teman saya itu, dan akhirnya "meng-amini" sambil bergumam .. yaah nasib!


Padahal kita semua tahu, Tuhan tidak akan mengubah nasib umat-Nya jika kita sendiri tidak berusaha mengubah! So teman-teman, berhati-hatilah dengan ucapan meski itu hanya candaan, yang kita tidak pernah tahu pengaruhnya kepada orang lain. Jangan sampai perkataan kita justru menjadi penyebab orang lain menderita tanpa kita sadari .. duhh jangan deh!

Well .. label atau cap buruk sudah pasti akan menjadikan diri ini selalu berpikiran buruk, kita memang makhluk sosial yang butuh bersosialisasi dan aktualisasi diri, tapi terpapar banyak hal negatif justru akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan kita.. maka batasi informasi buruk dari kehidupan anda he he he!

Bagaimana Berdamai Dengan Tubuh Gendut?!

Nah sekarang kembali ke topik body shaming, tentang badan gemuk, kulit hitam, rambut keriting, kaki kesebelasan, muka pas-pasan atau ada lagi? he he he.

Sebenarnya sejak SMP saya tergolong aktif berkegiatan mulai dari renang, bersepeda, hingga ikut latihan karate setiap akhir pekan di sekolah. Setiap minggu saya diwajibkan lari keliling alun-alun Bondowoso 2-3 kali putaran sebelum memulai latihan karate.

Badan saya tergolong tinggi besar dibanding teman-teman seusia saya, tapi entah kenapa saya digolongkan anak gendut alias obesitas ya. Menginjak bangku SMA mulailah kenal cinta monyet, mulai lirik-lirik kakak kelas, eh justru adik kelas yang mepet ha ha ha.

Menjadi bagian dari Perusahaan USA di Belanda!

Saya juga terbilang aktif ketika menjadi siswi SMA, tetap mengikuti latihan karate bahkan nambah ikut kegiatan pramuka yang selalu sibuk berorganisasi. Hingga akhirnya saya harus mengurangi kegiatan karena sakit liver.

Sejak saat itu saya total berhenti berkegiatan, yang awalnya jalan kaki pulang-pergi ke sekolah akhirnya selalu diantar almarhum ayah atau naik becak karena takut pesan dokter yang nggak boleh banyak kegiatan tapi harus banyak makan sehat kalau mau sembuh dari liver. 

Nah mulai deh ..berat badan saya melonjak gila-gilaan hingga kuliah apalagi tinggal di rumah kost, makan ala warung yang nasinya seabreg harus habis, dengan alasan sayang dibuang! Awalnya berat badan saya cuma 50 kg-an pas SMA, tapi mencapai 72 kg ketika kuliah dan pernah mencapai 85 kg setelah menikah! Sedangkan tinggi saya 160 cm saja.

Langsing itu Nyata!

Saya benci melihat kaca, melihat tubuh saya yang semakin melar, seringnya pakai baju longgar-longgar karena malu dan gak PD nenteng lemak dimana-mana. I hate my body menjadi hologram ilusioner yang seolah nempel di dahi saya setiap kali melihat cermin.

Minum pil kurus, tusuk jarum, diet low carb, diet ala buah sayuran segar, tapi males olah raga. Ya memang sih ada hasilnya, berat badan turun sekilo eh naiknya 3 kilo hehe tekor! Capek dan ujung-ujungnya menganggap gendut itu takdir Tuhan!

Audio Sugesti Hypnolangsing Juli Triharto

Seperti cerita sebelumnya tentang langsing abadi dengan hypnoterapi, klik ceritanya di sini ya. Akhirnya saya bisa berdamai dengan tubuh gendut, perlahan namun pasti berat badan saya turun menuju langsing permanent!

Sejak kenal Mas Juli lewat buku perdananya, The secret of slimming, Hypnolangsing saya mampu merubah mindset tentang hidup sehat, bahagia, langsing permanent. Apalagi ketika pindah mukim di Belanda, proses turun berat badan lebih cepat, karena di sini saya lebih aktif jalan kaki dan bersepeda ke mana-mana daripada motoran atau mbecak.

Penak Oerip-ku tho! ha ha ha

Tapi seiringnya rasa nyaman dan sudah beradaptasi dengan hawa Belanda, akhirnya lupa sama Five Magic Rules nya Mas Juli, ditambah Emotional Eating membuat berat badan saya naik lagi. Pingin sih ikut group therapy di Jakarta biar semakin pinter, bahagia dan melangsing, tapi belum kesampaian.

Sampai akhirnya baca IG story-nya Mas Juli Triharto yang lagi woro-woro tentang group whatsapp mindslim, duhh bahagianya saya boleh gabung, gratissss pula! Di grup tersebut adalah tempat orang-orang dengan aura positif yang ingin bahagia, sehat, langsing menuju Satu Juta Indonesia Langsing Bersama.

Jika ikut grup tersebut, kita dituntut aktif untuk berbagi cerita proses melangsing ditambah banyak ilmu bermanfaat yang dibagikan baik dari Mas Juli langsung maupun coach lain juga pengalaman pribadi anggota grup, semua belajar bersama saling support tanpa menjatuhkan satu sama lain.

Cantik, Bahagia .. Kita yang pilih!
Setelah beberapa minggu di grup, akhirnya saya pingin punya audio sugesti hypnolangsing bawah sadar dari mas Juli, karena untuk ikutan grup therapy harus ke Jakarta dulu :D. Alhamdulillah hasilnya benar-benar top! saya lebih paham tentang konsep tubuh ideal, hidup sehat bahagia menuju langsing abadi.

Saya lebih mencintai tubuh dan apapun yang saat ini sedang melekat pada diri saya, saya lebih pandai mengontrol diri untuk tidak emotional eating, berhenti makan ketika netral, being happy to move more, menghargai tubuh dengan tidak sembarangan memasukkan makanan yang tidak dibutuhkan.

Saya bangga dengan kulit hitam saya hehe

Bonusnya saya lebih percaya diri di depan cermin, lebih percaya diri di depan orang tersayang juga di publik! Yang paling penting dari hasil audio sugesti, saya lebih terarah menuju langsing abadi hehe

Terima kasih untuk Mas Juli yang sudah mengenalkan konsep hypnolangsing-nya, semoga saya bisa segera ikutan group therapy di Jakarta!

8 comments:

  1. Kerennn banget mba eicka..sangat menginspirasi sekali..semangatt melangsing mba

    ReplyDelete
  2. keren mbak Ericka,,sukaaaa banget cerita nya..aku ingin melangsing spt mbak Ericka..

    ReplyDelete
  3. Uwwwoowwwwwww banget deh Gean... Mugoo mugoo byaen isun Biso yoooo.... Kalo km memang semangatnya yg luar biasa.....

    ReplyDelete
  4. tooos... dulu aku diledek ceking pas kurus, sekarang begitu sudah 10 kg kemudian dibilang bantet.. emang eyke bolu kukus?
    100 people 100 thoughts, cuek itu perlu juga buat bikin hati tetep adem.

    ReplyDelete
  5. benerr mbak hehehe, terima kasih ya sudah mampir kesini

    ReplyDelete
  6. Mbaaaaa... dirimu cantik!
    wajahnya unik, cucok jadi foto model tauk! gayanya kece pula!

    Pede memang bikin kita makin cantik.
    Dan itu bisa kita gapai dengan berdamai dengan diri sendiri ya.

    Btw, saya melewati masa kecil dengan penuh body shamming juga.
    Tapi saya dulunya diejek kurus.

    Saya kurus, betis kayak belalang.
    lengan kayak orang kurang gizi.

    cuman saya sejak kecil selalu melawan, jadi kalau dibully saya pasti balas, hahaha.
    Meskipun demikian, saya tumbuh jadi anak yang minder, merasa paling jelek.
    Satu hal yang saya banggakan, hanya karena saya tekun.

    Saya belajar berdamai dengan diri setelah akhir-akhir ini, meskipun sekarang saya gendut hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haiii mbak Rey, duhh baca komentar ini bikin happppyyy banget percaya diri melonjak hahaha, terima kasih ya mbak supportnya, senang sekali berbagi tulisan dan pengalaman trus dapat kunjungan berharga seperti ini!

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)