Nam Fruit

This fruit remind me of my childhood in Bondowoso..
It's sweet, sour and lil bit bitter..
I used to eat this fruit when I was a little girl...
That's make me courage to face live
sometimes sour.. bitter.. and turn to sweet on and on..
like big wheel spinning in one pole!
That's called ALIVE!

Yahh.. masa kecil yang sangat indah masih tersimpan rapi dalam otak yang sering kram
bekejaran di tanah lapang, bermain dibawah tangisan bumi, berteriak dan bersorak menantang cambuk alam yang siap sedia menghitamkan badan menggelepar tertampar kilatnya atau sekedar berpercik lumpur dikubangan sawah yang hijau menghampar membungkus retak-retak tanah coklat.

Kadangkala..
teringat akan kreasi nakal memecahkan rasa keingintahuan, bertingkah menyebalkan orang-orang sekitar ah.. masa yang indah itu telah berlalu.. namun tetap indah tuk dikenang..
Kini
Masa berganti pada perjalanan hidup yang penuh dengan tikungan
mungkin kalau digambarkan hampir sama persis seperti yang ditulis dalam buku ke-3 Andrea Hirata "Enderson" bahwa hidup tak indah jika hanya berjalan datar, tapi hidup lebih indah dengan menyapa tantangan, mendaki bukit-bukit kesengsaraan, dan bergelut dengan badai permasalahan.. Toh nantinya badai pasti berlalu

Mirip seperti kita mencoba buah Nam-nam
ketika kita petik buah yang mulai menguning.. tapi kita tak tahu
sensasi rasa apa yang akan diberikan
apakah manis..
ataukah asam... bahkan getir..
semua terbaur menjadi satu
dalam dimensi lidah yang telah terkotak-kotak
That's life..
Ada kotak pahit..
ada kotak asam..
ada kotak manis..
semua terbaur menjadi satu