Pagi
ini tepat 9 Dzulhijjah, saatnya wukuf bagi jama’ah Haji tahun ini, dan bagi
yang belum diberi “undangan” ke Baitullah, maka ada amalan sunnah yang juga
dahsyat pahalanya, puasa sunnah arofah.
![]() |
Photo Art by : Mr. Firoze Edassery |
Pagi
ini pula, saya sedang rebahan didepan laptop, membuka file-file lama ditemani
Mas Maher Zain, dalam ear plug
mengalunkan lagu-lagu damai, membuat saya terbawa pada beberapa kenangan yang
silih berganti terpotret dalam benak
Tiba-tiba
saya terkenang pada sebuah pertemuan dengan seorang ustad yang boleh dibilang
masternya kalligrafi Islam, sekaligus pengajar di sebuah pondok pesantren Kota
Jombang. Kala itu saya sedang mengantar teman dari Eropa yang mengadakan research tentang kehidupan umat muslim
di negara-negara mayoritas muslim.
Ustad
yang sangat bersahaja namun sarat dengan ilmu ini, bernama Atho’illah. Saya
mengagumi beliau, dan juga sangat nyaman mendengarkan pitutur ringan berbalut makna mendalam, setiap kali kami berdiskusi
dengan beliau. Semoga Allah memberikan tambahan ilmu dan keberkahan atas diri
dan keluarganya.
Dalam
diskusi ringan itu, saya dan dua orang teman Eropa sangat terkagum-kagum dengan
penjelasan, yang mungkin selama ini tidak pernah saya dapat. Bahkan Ustad ini
mampu memberikan penjelasan yang sangat mengena, tanpa meninggalkan hukum dasar
Islam sebagai acuan sebuah masalah. Pemilihan kata-katanya benar-benar
menyesuaikan siapa yang sedang diajak bicara
Waktu
itu, teman saya bertanya tentang seni dalam kaligrafi, selama ini yang dia
pahami Islam itu sangat keras terhadap hal-hal yang berbau seni, seperti
lukisan, gambar, lagu-lagu dan alat musik. Terkait dengan kaligrafi, dia juga
menanyakan mengenai sebuah ayat dalam Al Quran, yang menyatakan bahwa dilarang
bagi umat Islam untuk merendahkan Al Quran dengan cara menjual ayat-ayatnya.
![]() |
Photo Art by : Mr. Harry Patriantono |
“Allah is the great
artist, He created every single part of this world beautifully, no one can make
this beautiful universe, both of what is inside or outside in precisely.. all
are so perfect, what we do in this world is imitating only what He made”
Menurutnya,
Allah itu adalah Seniman Maha Karya, Allah itu indah dan mencintai keindahan,
tidak ada yang mampu menciptakan alam semesta dan apa yang ada dilangit baik
diantaranya begitu indah dan sempurna. Manusia hanya mampu mencontoh, bahkan
untuk membuat aneka macam warna, manusia mengambilnya dari alam.. lalu siapakah
yang menciptakan alam?
Seandainya
kita tidak diperbolehkan menikmati seni, entah dari mana mampu mendekatkan diri
kita kepada Sang Maha Indah. Bukan berarti kita menghalalkan segala cara dalam
berseni, tetap ada hukum-hukum Allah yang harus ditaati.
![]() |
Ericka's photo |
Dengan
seni, kita lebih mampu mengenal dan melihat Allah secara jelas dan nyata. Apa
yang diciptakan di dunia ini tanpa seni? Semuanya diciptakan dengan seni
tingkat tinggi, manusia saja yang kemudian mengklasifikasikan ciptaan Tuhan
berdasarkan standar mereka.
Misalnya
ketika menilai orang cantik atau tampan, ada standar manusia yang dipakai,
cantik itu berkulit putih, bermata binar, dan berbadan langsing. Tampan itu
bertubuh tinggi dan kekar, berkulit
bersih, bermata elang. Padahal Allah menciptakan seluruh manusia tidak dalam
satu standar.
“Suatu saat saya pernah naik bis, dan saya
pilih tempat duduk paling depan dekat pintu, sengaja saya pilih bis yang masih
kosong, agar saya bisa menjadi penumpang pertama. Sambil menunggu penumpang
penuh, saya amati wajah orang-orang yang satu persatu naik turun dalam bus..
Pertama saya bertemu dengan seorang pemuda berhidung mancung, kemudian saya
bergumam dalam hati.. ini tampan, kemudian muncul lagi penumpang lain, saya
perhatikan bentuk wajahnya, memang tidak lebih tampan dibanding orang
sebelumnya, tapi lagi-lagi saya bergumam, kita tidak layak mengatakan orang
pertama tampan orang kedua kurang tampan, hanya karena hidungnya kurang
mancung...
![]() |
Ericka's photo |
Kemudian coba saya
perhatikan hidung orang kedua yang sedikit lebar, dengan wajah lebih bulat dan
mata sayu, justru disitulah letak Seninya Allah, menciptakan setiap makhluknya
dengan sebaik-baik bentuk...tidak ada yang sama satu sama lain, bahkan saudara
kembarpun sejatinya berbeda. saya terdiam dan merenung.. bahwa Allah memang
benar-benar Dahsyat.. tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan-Nya, kala itu
saya telah berjumpa Tuhan dalam Bis dengan mengamati ciptaan-Nya” paparnya gamblang
Arti
is Life itself, and Life itself is a piece of Art, begitulah sebuah peribahasa
menggambarkan tentang seni dan kehidupan. Bahwa seni adalah kehidupan itu
sendiri, dan kehidupan adalah bagian dari sebuah seni, dimana kita berada dalam
bagian Seni Sang Maha Karya.
Coba
kita bayangkan, jika Allah tidak punya “Sense
of Art” yang tinggi entah seperti apa dunia yang kita tinggali, pemandangan
yang bagaimanakah yang akan kita lihat. Ketika kita melakukan perjalanan, tidak
satupun yang kita lihat dari alam tanpa seni, mulai dari cara daun itu jatuh ke
tanah, itu adalah sebuah seni hingga terpancangnya gunung-gunung dan
terhamparnya langit biru yang menaungi, bukankah itu semua sebuah seni? Dan disitulah
kita melihat Allah, Tuhan kita Tiada sekutu bagi-Nya, dengan sangat jelas dan
begitu dekat begitu indah.
Lalu
coba kita pikirkan .. kalau dunia yang sedang kita tinggali dan kita lihat
setiap hari ini begitu indah dan mempesona.. lalu bagaimana kelak dengan surga
yang dijanjikan-Nya? Sungguh tidak seorangpun membayangkan keindahan seni di
dalamnya. Tidakkah kita ingin berada di dalamnya?
Semoga
di hari Arofah ini, semakin meningkatkan keimanan dan merefleksikan setiap
nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita. Selamat beribadah haji dan bagi yang
belum menerima undangan semoga amalan kita hari ini menjadi tiket ke Mekkah
tahun depan
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, sampaikan salam anda disini ya :)